Kamis, 28 Mei 2009

Bertani Bawang Putih

MENGENAL BAWANG PUTIH

A. Riwayat
Bawang putih sebenarnya berasal dari Asia Tengah, diantaranya Jepang dan Cina yang beriklim tropis. Dari sini kemudian menyebar keseluruh Asia,Eropa dan akhirnya menyebar keseluruh dunia.
Sejarah penyebaran bawang putih ternyata berkaitan erat denan sejarah perjalanan peradaban dunia yang terkenal. Sebut saja piramid yang beasal dari zaman keemasan Mesir. Disini, bawang putih disajikan sebagai menu utama yang diberikan kepada buruh yang menbangun pramid itu.
Contoh lain, keperkasaan tentara Viking dalam berperang ternyata tidak terlepas dari kebisaaan mereka memakan bawang putih dalam jumlah besar. Dan, banyak lagi sejarah yang berkaitan dengan bawang putih baik secara langsung ataupun secara tidak langsung.
Ke Indonesia bawang putih masuk melalui perdagangan internasional yang sejak berabad-abad lampau meramaikan Bandar-bandar Indonesia. Dimulai dari daerah pesisir, lama-kelamaan masuk ke pedalaman. Dan entah pedagang mana yang pertamakali memperkenalkannya yang kemudian bawang putih hingga kemudian menjadi sangat akrab dengan lidah orang Indonesia.

B. Manfaat
Bawang putih termasuk golongan rempah yang benilai ekonomi tinggi karena memiliki beragam kegunaan. Tidak hanya sebagai tanaman sayuran tetapi sebagai tanaman apotek pun ia masih bisa berperan. Manfaat utama bawang putih adalah sebagai bumbu penyedap masakan yang menjadikan aroma sedap pada masakan dan mengundang selera. Meskipun dibutuhkannya hanya sedikit namun bila masakan tanpa kehadirannya akan terasa hambar.
Selain sebagai bumbu masak bawang putih juga dipercaya sebagai obat untuk menyembuhkan berbagai macam penyakit. Secara tradisional, berbagai bangsa didunia telah menggunakan bawang putih dalam berbagia macam ramuan obat. Pemakaiannya sebagian besar masih bersifat empiris. Artinya digunakan secara turun temurun berdasarkan pengalaman belaka.
Dizaman modern bawang putih sudah dibuktikan secara ilmiah. Ternyata, hasiat bawang putih berhubungan erarat dengan zat kimia yang dikandungnya. Beberapa hasil tentang itu sudah dipublikasikan secara meluas.
Meskipun sosok bawang putih tampak sederhana namun didalamnya terkandung bermacam-macam zat kimia yang berkomposisi sedemikian rupa seingga berkhasiat yang berguna bagi manusia.
komposisi kimia bawang putih per 100 gr yang dapat dimakan
Kandungan Jumlah
Air
Energi
Protein
Lemak
Karbohidrat
Ca
P
K 66.2 - 71.0 gr
95.0 - 122 kal
4.5 - 7.0 gr
0.2 - 0.3 gr
23.1 - 24.6 gr
26.0 - 42.0 mg
15.0 - 109.0 mg
346.0 mg

Selain zat-zat di atas, bawang putih juga mengandung zat-zat kimia lain yang sebagian besar masuk dalam golongan minyak asiri. Sifat minyak asiri ini mudah menguap sehingga sering disebut sebagai minyak terbang atau minyak menguap.
Allicin adalah komponen utama yang berperanan memberi aroma bawang putih dan merupakan salah satu zat aktif yang diduga dapat membunuh kuman-kuman penyakit (bersifat antibakteri). Allicin berperan ganda membunuh bakteri, yaitu bakteri gram positif maupun gram negatif karena mempunyai gugus asam amino para amino benzoate.
Penelitian yang dilakukan oleh pakar Amerika melaporkan bahwa allicin pada bawang putih mampu membunuh mikroba penyebab tuberkulose, difteri, tipoid disentri, dan gonorhoe. Beberapa pakar juga sepakat bahwa penyakit asma, cacingan, dan gatal-gatal dapat ditangkal oleh allicin.
Selain itu, allicin juga dapat membasmi erytococcus neoformans (jamur yang sering menyebabkan meningitis)dan candidas albicans (jamur penyebab infeksi di vagina manusia).
Dilaporkan pula, menu bawang putih dapat mengatasi influenza, letih, dan sulit tidur karena bawang putih efektif dalam mengompensasi (mengganti) kekurangan vitamin C.
Scordinin berupa senyawa kompleks thioglosida yang berfungsi sebagai anti oksidan . senyawa inilah yang berperan sebagai obat kuat guna membangkitkan gairah seksual dan merangsang pertumbuhan sel.hal ini didukung oleh sebuah penelitian yang membuktikan bahwa bawang putih dapat meningkatkan produksi sperma dan mencegah karusakan sel tubuh yang diakibatkan oleh proses penuaan.
Senyawa lain yang terdapat pada bawang putih adalah allithiamin.senyawa ini merupakan thiamin dan dapat bereaksi dengan sistein. Fungsi senyawa ini hampir sama dengan vitamin B1 sehingga dikenal sebagai vitamin B1 bawang putih.
Salah satu hasil penelitian bahwa bawang putih dapat mengobati penyakit jantung koroner.penyakit jantung yang kini banyak dihebohkan itu disebabkan oleh tinngginya kolesterol dalam darah. Pencegahan dan pengobatan penyakit ini dapat dilakukan dengan menggunakan bawang putih dalam diet penderita. Hal ini membuktikan anti kolesterol bahwa bawang putih berkhasiat sebagai antikolesterol .Tidak aneh,karena pada suatu penelitian di jepang di temukan bahwa bawang putih mampu meningkatkan HDL (High Density Lipoprotein ) dalam yang mengusir kolesterol .
Kabar gembira bagi para penderita diabetes melittus (kadar glukosa darah melebihi normal atau penyakit kencing manis) karena bawang putih ternyata juga dapat menurunkan kadar glukosa darah . Meskipun demikian orang sehat tidak perlu tidak perlu khawatir makan bawang putih karena pada keadaan tubuh normal tidak menimbulkan efek negatif.
Tak kalah pentingnya adalah laporan penelitian dari Jepang, Italia, dan India yang menyebutkan bahwa bawang putih berkhasiat menghidarkan kanker. Pemakaian bawang putih secara kontinu dalam makanan ternyata dapat menurunkan frekuensi serangan kanker. Hal ini berkaitan dengan suatu komponen yang ditemukan pada bawang putih, yaitu sterol dan steroida-glikosida. Sterol bawang putih terdiri dari kolesterol, kampesterol, beta-sisterol, stigmasterol, dan braksikosterol. Sedangkan yang termasuk steroida-glikosida antara lain; saponin yang berkhasiat sebagai antitumor, anti hemolisis, dan penawar racun.
Zat-zat lain yang ditemukan dan berkhasiat sebagai obat antara lain selenium (mikromineral penting yang berfungsi sebagai antioksidan), enzim garmanium (suatu zat yang mencegah rusaknya darah merah), antiarthritic factor (suatu zat yang mencegah rusaknya persendian), dan methylallyl trisulfide (zat yang mencegah terjadinya perlengketan sel-sel darah merah).
Walaupun sudah demikian banyak penelitian yang dilakukan untuk mengungkap rahasia dan khasiat bawang putih, namun tetap belum tuntas. Bawang putih harus melewati berbagai uji labolatorium, uji klinis, serta uji dampak negatif untuk melengkapinya. Masih diperlukan waktu cukup lama untuk menyelesaikan penelitian itu guna memasukkan bawang putih sebagai preparat obat.

C. Botani
Tanaman bawang putih adalah tanaman berbentuk rumput. Daunnya panjang berbentuk pipih (tidak berlubang). Helai daun seperti pita dan melipat kearah panjang dengan membuat sudut pada permukaan bawahnya. Kelopak daun kuat, tipis, dan membungkus kelopak daun yang lebih muda sehingga membentuk batang semu yang tersembul keluar. Bunganya hanya sebagian keluar atau sama sekali tidak keluar sudah gagal tumbuh pada waktu masih berupa tunas bunga.
Beberapa jenis bawang putih mempunyai tangkai bunga yang begitu pendek. Pada bagian bunganya berbentuk umbi yang tumbuh sehingga terjadi bengkakan di batang semu dan terlihat seperti “bunting”. Umbi seperti ini mengganggu perkembangan umbi yang sebenarnya mempersulit pemanenan karena mengerasnya batang semu. Umbi sekunder ini bila ditanam juga dapat menghasilkan, namun memerlukan waktu sekitar 2 tahun untuk menghasilkan umbi yang normal dan hasilnya tidak sebanyak penanaman umbi yang normal.
Tidak seperti jenis bawang lainnya, pangkal daun bawang putih tidak menyimpan makanan melainkan berbentuk sisik-sisik yang mengering dan menipis apabila telah dewasa. Organ penyimpanannya terdapat pada suing, yaitu tunas-tunas ujung dari daun. Suing-siung ini akan terus hidup setelah bawang putih masak, sedangkan batang sejati dan daun akan mati. Siung-siung inilah yang akan membentuk umbi normal. Siung bawang putih terdiri dari dua bagian, yaitu daun dewasa dan satu tunas negatif. Bagian luar dari daun adalah daun pelindung berupa seludang silindris dengan satu lubang kecil pada ujungnya sebagai jalan keluar tunas negatif untuk menjadi tanaman baru. Seludang ini mempunyai lapis permukaan seperti serat yang berguna untuk melindungi seluruh siung. Setelah matang lapisan serat tersebut menjadi kering, tipis, dan mati. Di dalam daun pelindung terdapat daun penyimpanan dari siung dan merupakan bagian terbesar dari siung.
Tunas vegetatif berupa beberapa daun yang sangat kecil terdapat di dalam dan di bawah daun penyimpan. Tunas vegetatif ini akan membentuk batang rudimenter yang berbentuk cakram. Di tengah cakram tersebut terdapat titik tumbuh yang dilindungi daun penyimpan.
Ada satu jenis bawang putih yang memiliki struktur umbi yang berbeda. Jenis tersebut hanya memiliki satu umbi yang utuh dan sering disebut bawang lanang. Sebenarnya bawang seperti itu adalah umbi yang bermodifikasi karena lingkungan penanaman tidak cocok. Tanaman ini hanya mampu membentuk tunas utama di tajuknya, membentuk umbi yang utuh kecil. Tunas utama ini tumbuh dominan dan menekan pembentukan tunas-tunas bakal siung. Daun-daun yang berfungsi sebagai pembungkus siung-siung akhirnya menjadi pembungkus umbi utuh sehingga kulit luar umbi utuh tebal dari pada kulit luar umbi yang bersiung.
Jenis bawang lanang dapat dijadikan bibit untuk mendapatkan bawang normal, asal tempat penanamannya sesuai dengan yang dikehendaki. Bawang normal yang dikehendaki akan muncul paling tidak setelah dua kali penanaman tidak berpindah ke lingkungan yang akan lebih cocok, maka jenis yang akan dihasilkan tetap akan berumbi utuh (bawang lanang).


2. PELUANG BISNIS BAWANG
Bawang putih merupakan salah satu komoditi yang menggiurkan untuk diusahakan. Menurut perhitungan seorang petani bawang putih dataran rendah di Yogyakarta pada tahun 1990, dengan modal sekitar 4,3 juta rupiah dalam waktu 3-4 bulan akan dikantongi laba sebesar 7 juta rupiah sekali panen. Belum lagi tambahan keuntungan bila ditanam secara tumpang sari dengan tanaman lain yang juga menguntungkan, misalnya tebu.
Dengan keuntungan seperti itu sebenarnya sudah banyak petani yang mengusahakan bawang putih sehingga produksi didalam negri meningkat. Namun, peningkatan produksi tersebut ternyata belum dapat memenuhi permintaan masyarakat.
Banjirnya permintaan akan bawangputih kemungkinan disebabkan oleh gencarnya promosi tentang berbagai kegunaan bawang putih disamping kegunaan utamanya sebagai bumbu masak. Dampaknya, dimasa mendatang pun diperkirakan permintaan bawang putih terus meningkat
Selama ini untuk memenihi kebutuhan bawang putih pemerintah masih mengandalkan import. Meskipum pemerintah sudah berusaha mengurangi import, nyatanya nilai import bawang putih masih sangat besar. Artinya, pemerintah kehilangan banyak devisa sebesar nilai import bawang putih tersebut.
Pemasok bawang putih ke Indonesia yang pertama dan tetap terbesar hingga kini adalah Cina, menyusul kemidian Jepang, Taiwan, dan Vietnam. Argentina, Singapur, Thailand, dan Filipina, dulu pernah menjadi pemasok, tetapi sejak tahun 1989 indonesia tidak lagi mengimport dari mereka.
Sebenarnya kebijaksanaan pmerintah mengurangi import bawang putih bertujuan menggairahkan petani untuk menanamnya. Akan tetapi, karena permintaan masih belum trpenuhi oleh produkksi dalam negri, maka banyak terjadi penyelundupan. Akibatnya petani terpukul oleh harga bawang putih selundupan yang jauh lebih murah dari harga bawang putih lokal.
Salah satu jalan untuk mengatasi penyelundupan dan ketergantungan import bawang putih adalah dengan berswasembada. Usaha itu dapat berhasil bila areal penanamannya diperluas.
Asa suatu kendala dalam perluasan areal bawaang putih, yaitu keterbatasan arel yang cocok dengan syarat hidupnya. Kebanyakan varietas bawang putih yang ada merupakan varietas dataran tinggi sesuai dengan daerah asalnya, yaitu daerah subtropis. Itulah sebabnya pengembangan bawang putih variets dataran rendah sangat menggembirakan petani.
Untuk menunjang keberhasilan pengembangan bawang pitih varietas dataran rendah, diperlukan kesungguhan dan ketelatenan serta penerapan teknik budidaya untuk varietas dataran tinggi.
Berkat perluasan areal dan kesungguhan petani bawang putih, baik didataran tinggi dan dataran rendah, telah dihasilkan bawang putih yang memadai untuk dieksport. Meskipun nilainya masih lebih kecil disbanding import, tetapi cukup menggembirakan. Perkembanan eksport bawang putih selama lima tahun terakhir.
Negara yang bersedia menerima bawang putih Indonesia baru Negara tetangga terdekat, yaitu Malaysia dan singapura. Itupun dengan harga setengah lebih rendah dari harga bawang putih dari negra lain. Namun dengan peningkatan mutu dan rutinitas yang terjamin diharapkan Indonesia lebih mampu menembus pasar internasional.
Setelah produksi diperbaiki, tata niaga bawang putih didalam negeripun harus mendapat giliran untuk dibenahi. Selama ini petani produsen mendapat keuntungan yang relatif sangat kecil dibanding pedagang. Ini disebabkan panjangnya rantai tata niaga yang harus ditempuh dari sentra produksi hingga ketangan konsumen.
Sudah waktunya pemerintah mengatur tata niaga bawang putih lokal misalnya melalui KUD. Dengan demikian, transaksi tidak hanya dikuasai oleh para tengkulak dan menjadi lebih efisien. Dengan tata niaga yang efisien diharapkan petani mendapat keuntungan yang tidak terpaut terlalu jauh disbanding pedagang.


3. BUDIDAYA BAWANG PUTIH DATARAN RENDAH
A. Pemilihan varietas dan lokasi
1) Pemilihan varietas
Varietas bawang putih pertama yang ditanam di Indonesia adalah varietas yang membuuhkan iklim subtropics seperti daerah asalnya. Varietas tersebut dicoba ditanam didaerah yang mendekati iklim subtropics, yaitu didataran tinggi. Setelah ditanam turun temurun ternyata hasilnya tidak mengecewakan.
Masalah kembali timbul karena lahan didataran tinggi terbatas luasnya. Kemudian petani didataran rendah mencoba menanam bawang putih dilahannya. Ternyata ada beberapa varietas yang mampu beradaptasi dengan kondidi lahan dataran rendah.
Dari berbagai varietas yang ditanam di Indonesia, ada tiga yang telah dikenal unggul dan disertifikasi, yaitu Lumbu Hijau dan Lumbu Kuning untuk lahan dataran tinggi serta Lumbu Putih untuk lahan dataran rendah.varietas lainnya merupakan modifikasi dari ketiganya dan diberi nama sesuai dengan daerah asal penanamannya. Selain Lumbu Putih, varietas lain yang bisaa ditanam didataran rendah adalah Jatibarang, Bagor, Sanur, Sumbawa, Layur, dan Obleg.
Khusus untuk lahan didataran rendah, varietas Lumbu Putih memang primadonanya. Meskipun potensi produksinya terlihat lebih kecil disbanding berbagai varietas yang bisaa ditanam di dataran rendah, teapi sangat luwes terhadap iklim dan keragaman lahan dataran rendah. Itulah sebabnya mengapa variets ini lebih disukai oleh petani.
Lumbu Putih dahulu bernama bawang suren karena pertama kali dikembangkan didesa Suren, Logandeng, Payen, Gunung Kidul. Setelah disertifikasi, berdasarkan SK menteri pertanian no. 273 / KPTS/TP/200/4/1988, diberi nama lumbu putih.

Pemilihan lokasi
Ketinggian tempat untuk bawang putih jenis dataran rendah adalah 6-700 m DPL dengan curah hujan antara 100 – 200 mm / bulan . curah hujan yang terlalu rendah dari itu akan mengganggu pertumbuhan , sebaliknya curah hujan yang terlalu tinggi akan menyebabkan tanaman busuk .
Suhu yang di inginkan antara 15- 26 C . Pada temperatur yang terlalu tinggi umbi tidak berkembang sempurna atau malah tidak dapat membentuk umbi. Sebaliknya jika suhu terlalu rendah , tanaman mudah terserang frost.
Tanah yang baik untuk petumbuhannya ialah tanah berlempung atau berpasir ringan , berstruktur gembur , kaya bahan organik, serta bersifat porous. Di lahan yang terlalu banyak kandungan pasirnya umbi akan cepat masak , kulit luar menipis, dan siungnya mudah pecah (mudah rontok). sebaliknya ditanah yang mempunyai kandungan liat tinggi pertumbuhannya akan terhambat.
Usaha peningkatan produksi bawang putih dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu intensifikasi dan ekstensifikasi. Berkaitan dengan ekstensifikasi maka perlu dipertimbangkan kearah mana pengembangannya. Di P. Jawa pengembangannya dapat dilakukan ke daerah-daerah yang areal bawang putihnya masih sedikit atau yang sama sekali belum ada arealnya.

B. Bibit
Keberhasilan usaha tani bawang putih sangat ditunjang oleh factor bibit karena produksinya tergantung dari mutu bibit yang digunakan. Umbi yang digunakan sebagai bibit harus bermutu tinggi, berasal dari tanaman yang pertumbuhannya normal, sehat, serta bebas dari hama dan pathogen.
1) Mengusahakan bibit sendiri
Bagi untuk mengusahakan bibit sendiri sebaiknya disediakan lokasi khusus, tidak di campur dengan bawang putih untuk konsumsi, agar pengelolaannya lebih mudah.
Jaraktanam untuk pertanaman bibit sebaiknya berukuran 10 x10 cm. apabila jarak tanamnya terlalu rapat, dapat menyebabkan tanaman mudah rebah dan daun serta umbnya kecil.
Pemberin pupuk setengah dari kebutuhan untuk komersial. Waktu tanam diatur agar waktu panen jatuh pada musim kering dan sedikit lebih tua disbanding bawang putih konsumsi.

Pengeringan umbi bibit
Bibit bawang putih dianggap telah memenuhi syarat/kriteria kering apabila telah mengalami proses kering gudang. Proses kering gudang adalah hasil panen yang telah mengalami masa penjemuran selama 10-12 hari ditempat yang teduh, kemudian dikering anginkan selama 5-15 hari ditempat yang teduh dan terbuka. Bibit bawang putih yang telah kering gudang daunnya berubah menjadi putih kekuning-kuningan dan pangkal batang nya tidak lagi berwarna hijau. Siung paling luar tampak kering sehingga mudah dikupas.

Penyimpanan bibit
sebelum umbi bibit dimasukan kedalam gudang, gudang penyimpanan harus bebas dari hama dan penyakit serta pentilasinya baik intuk mencegah agar bibit tidak terinfeksi oleh penyakit dan menghindarkannya dari telur atau hama yang terbawa sebelumnya , maka sebaiknya bibit di fumigasi dalam ruang tertutup dengan menggunakan methyl bromide atau phostoxin. Jika pumigasi sulit dilakukan, bisa juga dilakukan penyemprotan atau pencelupan dengan larutan insektisida. Insektisida yang dapat digunakan antara lain Lannate 25 WP. Insektisida ini terlebih dahulu dicampur dengan air sebelum digunakan. Konsentrasi formulasi yang digunakan adalah 1,5-3g/1 air. Bibit yang akan disimpan disemprot atau dicelupkan ke dalam larutan tadi, kemudian dikeringanginkan. Di dalam gudang, bibit disimpan dengan cara digantungkan di atas para-para. Bibit bawang putih dapat disimpan selama 4-8 bulan.
Jika dijumpai bibit yang busuk atau terserang hama, segera dikeluarkan kemudian dilakukan penyemprotan lagi.
penjualan bibit
bibit yang akan dijual harus memiliki mutu yang baik. Jika tidak, akan kalah bersaing di pasaran. Di Indonesia bibit bawang putih umumnya diproduksi oleh penangkar bibit.Namun, ada pula petani yang memproduksi bibit, sebagian ditanam untuk konsumsi dan sebagian lagi dijual ke petani lain dalam jumlah yang relatif kecil.
Saat ini sudah banyak bibit bawang putih yang diperjual-belikan, tetapi tidak semua bibit tersebut dapat dijamin kualitasnya. Oleh sebab itu, sebaiknya membeli bibit yang bersertifikat karena kualitasnya terjamin. Jaminan kualitas yang dimaksud bersifat unggul dan memperlihatkan ciri bibit yang baik
Ukuran umbi yang umum digunakan adalah ukuran kecil dan sedang dengan rata-rata ukuran 0,5- 1,5 g tiap siung. Dan masihh dalam bentuk umbi . umbi-umbi baru boleh dipecah bila 1-2 hari sebelum tanam. Apabila umbi dipecah jauh sebelum tanam akan mengakibatkan penurunan daya tumbuh.
Untuk memudaahkan pemecahan umbi dijemur beberapa jam. Selain untuk memudahkan pemeecaha umbi yang dijemur akan lebih tahan penyakait ketika telah masuk ke lapangan.
Umbi yang bagus adalah yang telah disimpan selama 7-9 bulan, pada umur penyimpanan tersebut apabila siung dipatahkan akan terlihat tunas yang panjang melebihi setengah siungnya.

2) Kebutuhan bibit
Kebutuhan bibit per ha relatif sekali namun untuk jarak tanam 10x15 cm bibit yang dibutuhkan + 1,5 ton bibit. ditambah dengan bibit yang harus dipersiapkan untuk sulaman, bila diperkirakan daya tumbuh 80 % maka kebutuhan untuk sulaman + 0,3 ton. Jadi total kebutuhan bibit per ha + 1,8 ton.

C. Pengolahan Tanah
Secara garis besar pengolahan yanah meliputi penggemburan (dicangkul/di bajak),pembuatan bedengan dengan saluran air, pengapuran untuk tanah asam dan pemberian pupukdasar

1) Penggemburan
Penggemburan tanah bisa dilakukan atau dengan menggunakan mesin traktor. Pada awalnya tanah di cangkul atau di singkal sedalam 30 cm, hasilknuya dalam bentuk bongkahan, tanah dalam bentuk bongkahan dibiarkan hingga tanah benar benar kering, setelah beberapa hari tanah diolah kembali hingga tanah menjadi gembur.

2) Pembuatan bedengan dan saluran air
Setelah tanah digemburkan kemudian dibuat bedengan dengan ukuran panjang tergantung lokasi, lebar bedengan 80 cm,lebar parit 40 cm dan tinggi parit 40 cm.

3) Pengapuran
Keasaman yang ideal untuk tanaman bawang putih antara pH 6-6,8. pemberian kapur dilakukan apabila pH tanah kurang dari idealnya. Pengapuran dilakun jauh sebelum penanaman, karena tanaman bawang putih peka terhadap kapur. Baiknya dilakuka pada 2-4 MG sebelum tanam dan pada saat tidak terjadi hujan

4) Pemberian Pupuk Dasar
Pemberian pupuk dasar dengan cara ditanam di samping barisan tanam, dan pupuk yang di berikan adalah
Jenis pupuk Kebutuhan /ha
PPK kandang
Urea
TSP
ZK 20 ton
200 Kg
130 kg
200 kg

D. Penanaman
1) Waktu tanam
Waktu yang baik adalah pada saat bulan April Mei . hal ini dimaksudkan agar pada saat sebelum musim hujan tiba bawang sudah dapat dipanen.

2) Cara dan jarak tanam
Sehari sebelum tanam, umbi dipipil hingga menjadi siung-siung. Bibit kemudian dimasukan kedalan lubang tanam diatas bedengan sedalam dua pertiga bagian dengan posisi tegak . Setelah semua bibit tertanam kemudian ditutup dengan jerami dengan tujuan mempertahankan kelembaban tanah.

3) Mengusahakan bawang putih diluar musim tanam
Mengusahakan bawang putih diluar musim tanam tujuannya untuk menyediakan kebutuhan bawang putih diluar musim dengan harapah agar padasaat kita panen harga sudah mulai tinggi.
Semua cara dari A sampai Z sama dengan cara yang biasa namun yang membedakan nya adalah dari bedengan yang lebih sempit dan interval penyemprotan yang lebih sering, karena dilakukan pada musim hujan, hama dan penyakit akan sangat mudah sekali menyerang.

4) Pola tanam
Keberhasilan budidaya bawang putih tegantung pada pengaturan pola tanam, hal ini akan menentukan waktu panen, pemasaran hasil dan juga hasil produksi.
Penanaman dalam setahun dapat dilakukan satu atau dua kali dengan mengadakan penyesuaian varietas. Pola tanam dapat lakukan dengan beberapa cara
- bawang putih - sayuran - bawang putih
- bawang putih - sayuran tumpangsari - bawang putih
- bawang putih tumpang sari palawija/sayuran

E. Pemeliharaan
1) pemberian air
Bawang putih memiliki perakaran rendah, tidak menghendaki keadaan tanah becek dan terlalu lembab. Penyiraman bisa dilakukan dengan menggunakan gebor atau dengan menggenagi paritnya (system leb).
Pada awal tanam penyiramnan dilakukan setiap hari. Kemudian frekuensi penyiraman dijarangkan menjadi seminggu sekali. Penyiraman dihentikan apabila tanaman sudah berumur 3 bulan atau sudah mendekatui panen.

2) Penyulaman
Penyulaman dilakukan pada saat seminggu setelah tanam hal ini dimaksudkan agar perrtumbujhannya tetap seragam. Bibit yang digunakan adalah bibit yang ditanam bersaman tetapi ditempat yang tempat khusus atau pada saat tanam disisipkan tetapi dengan tujuan agar bibit yang baru saja ditanam sebagai pengganti mempunyai umur dan besar yang sama.

3) penyiangan dan penggemburan
Penggemburan tanah bisa dilakukan bersamaan dengan penyiangan. Selama satu kali musim tanam dilakukan 3 kali.

4) pemupukan
Pemberian pupuk dilakukan dalam dua tahap, yaitu pada saat tanam (pupuk dasar) dan sesudah tanam (pupuk susulan)
Jenis pupuk Kebutuhan /ha
Urea
TSP
ZK 400 Kg
130 kg
200 kg
Sebagai pupuk dasar pupuk dasar TSP, ZK ditambah dengan urea ½ dari dosis, diberikan pada saat tanam dibenamkan dalam larikan. ½ dosis dari urea diberikan 1 bulan kemudian sebagai pupuk susulan.


4. HAMA DAN PENYAKIT
Bawang putih dari muali dari bibit hingga panen sampai ke penyimpanan tidak luput dari pengejaran hama dan penyakit. Hal ini harus segera dilakukan pengendalian, bila titak akan mempengaruhi pada hasil produksi.
A. Hama
1) Thrips
2) Ulat daun
3) Ulat grayak
4) Agrotis interjectionis Gn
5) Nematoda akar
Untuk pengendalian, apabila masih dibawan ambang ekonomi bisa menggunakan mekanis tapi apabila melebihi ambang ekonomi pengendalian bisa menggunakan kimia (Pestisida).
Untuk hama jenis insek bisa menggunakan pestisida jenis insektisida, untuk hama dari jenis cacing menggunakan pestisida jenis nematisida, kemudian untuk hama sejenis tungau pengendalian menggunakan pestisida jenis akarisida.

B. Penyakit
1) bercak ungu
2) embun bulu
3) busuk pusarium
Untuk pengendalian, apabila masih dibawan ambang ekonomi bisa menggunakan mekanis misalnya dengan membuang tanaman yang terserang, tapi apabila melebihi ambang ekonomi pengendalian bisa menggunakan kimia (Pestisida).
pengendalian dan pencegahan penyakit pada tanaman bawang putih secara kimia menggunakan pestisida jenis fungisida.


5. PANEN DAN PASCA PANEN
Produksi rata-rata per ha mencapai + 6 ton. Penanganan panen dan pasca panen bawang putih harus dilakukan secara teliti. kecerobohan dalam panen akan mengakibatkan kerusakan pada umbi-umbi bawang putih hingga dapat menurunkan kualitas produk dan akan menurunkan nilai jual.



A. Waktu Dan Cara Panen
Umur panen ditentukan oleh varietas dan kesuburan tanah. Pedoman umum yang digunakan untuk pemanenan adalah apabila 90 % dari daun-daunnya telah menguning atau kering dan semua pangkal batang lemas atau roboh. Terlambat atau terlalu cepat pemanenan akan menurunkan kualitas mutu. Terlambat panen mengakibatkan batang semu nenjadi kering dan susah dicabut kemudian umbi akan retak-retak. Tapi apabila panen terlalu muda umbi akan keriput, tidak licin dan dagingnya akan lunak bila dikeringkan.
Pemanenan dalakukan dengan cara mencabut semua tanaman. Setelah pemanenan dilakukan. Umbi dibersihkan dari kotoran yang menempel kemudian di ikat untuk di keringkan.

B. Pengeringan
Pengeringan dilakukan untuk menjaga kerusakan yang diakibatka oleh cendawan. Proses pengeringan bisa dilakukan dengan 2 cara

1) pengeringan dengan sinar matahari
Umbi bawang putih sangat peka terhadap sinar matahari, makanya penjemuran harus ditutup dengan daun. Apabila hari bagus proses penjemuran bisa berlangsung hanya 3-4 hari.

2) Pengeringan dengan pengasapan
Cara ini dilakulkan di saturuangan khusus atau di dapur yang dipasang para-para dan jendela pentilasi dan sebuah thermometer. Suhu ruangan di atur dan terus dikontrol. Suhi ruangan harus berkisar antara 34 -35 C. panas ruangan didapatkan dari kayu yang dibakar didalam tungku, apabila suhu melebihi 35 C pentilasi segera dibuka. Pengeringan dengan cara ini membutuhkan waktu 12 jam.

C. Sortasi
Sortasi dilakukan untuk memisahkan dalam satuan kelompok berdasarkan ukuran dan mutunya. Hal ini dilakuka untuk memudahkan penentuan harga jual dan meningkatakan nilai jual.
Berdasarkan ukuran, umbi dikelompokan menjadi beberapa kelompok
- kelas A : umbi yang diameternya lebih dari 4 cm
- kelas B : umbi yang diameternya antara 3 – 4 cm
- kelas C : umbi yang diameternya antara 2 – 3 cm
- kelas D : umbi yang kecil, pecah dan rusak.

D. Penyiapan
Bawang putih yang sudah di keringkan bisaanya petani langsung menasarkannya, tapi bila petani ingin menjualnya ketika harga bawang putih sedang diatas. Untuk itu perlu cara penyimpanan yang baik.
Bila dalam jumlah kecil bawang putih di simpan di atas para para dapur. Bawang putih yang telah diikat + 2kg di gantungkan pada sebatang bambu. Cara seperti ini mempunyai nilai plus selain peng efisiensian tempat pengasapan juga akan menjadikan umbi bawang putih lebih lama bertahan.
Bila dalam jumlah banyak penyimpanan perlu tempat khusus dengan suhu dan kelembaban yang terjaga. Suhu yang diperlukan antara 25 -30 C, bila suhu terlalu tinggi proses pertunasan akan cepat terjadi. Kelembaban antara 60 -70 %, bila terlalu lembab umbi akan cepat terserang penyakit. Dalam ruangan umbi disimpan dalam karung. Jika penyimpanan baik umbi dapat bertahan hingga 6 bulan.

E. Pengolahan
Selain dikonsumsi dalam bentuk umbi atau siung namun bawang putih juga dapat dikonsumsi dalam bentuk lain.

1) acar bawang putih dalam botol
langkah pertama mengolah bawang putih menjadi acar. Dimulai dari pengupasan siung-siung bawang putih yang tidak cacad lalu kemudian dicuci sampai bersih.
Selanjutnya diblansir selama 1,5 menit, dengan tujuan untuk membunuh jasad renik dan juga mematuikan berbagai enzim yang akan mengakibatkan bawang putih berubah rasa dan warna sehingga bawang putih menjadi jauh dari menarik kemudian dimasukan kedalam botol yang telah steril (dikukus satu jam setelah air mendidih). Dan dituangi larutan bumbu yang telah mendidih kemudian ditutup rapat. Terakhir, botol dipasturisasi selama 30 menit terhitung sejak air mendidih .
Bumbu yang digunakan berupa campuran garam gula pasir dan cuka yang dilarutkan kedalam air mendidih dengan ukuran dan takaran tertentu (tergantung selera).
Ukuran kepekatan media akan menentukan acar yang dihasilkan. Apabila terlalu pekat bawang putih akan berkeriput dan terlihat tidak menarik.

2) tepung bawang putih
Pembuatannya dimulai dari pengupasan kulit bawang putih kemudian dicuci bersih. Lalu diiris tipis-tipis dengan pisau tahan karat dan selanjutnya diblansir. Setelah diblansir, irisan bawang putih ditiriskan dan didinginkan diatas tampah bambu kemudian dijemur disinar matahari. Irisan sudah kering bila telah terdengar gemerisik bila disentuh tangan dan selanjutnya irisan ditumbuk hingga halus dan bawang siap digunakan.


6. PEMASARAN BAWANG PUTIH
A. Bentuk penjualan
Secara umum petani menjualnya dalam bentuk sayur (muda), basah (segar), kering konsumsi dan bibit.
1) Penjualan dalam bentuk sayur
Penjualan dalam bentuk sayur jarang dilakukan dalam keadaan terdesak seperti adanya permintaan dari pedagang serta pertimbangan cuaca yang tidak memungkinkan.
2) Penjualan dalam bentuk basah
Dalam bentuk ini, panen bawang putih dilakukan pada umur yang cukup tua, tergantung jenis atau varietasnya. Umbi yang telah dipanen hanya dijemur 2-3 hari, kemudian diikat dalam ikatan besar. Penyusutan yang terjadi mencapai 40 % dari berat saat panen.

3) Penjualan dalam bentuk kering konsumsi
penjualan dalam bentuk ini paling banyak dilakukan petani karena lebih menguntungkan. Perlakuan tambahan dilakukan dengan menambah waktu jemur selama 7-12 hari, setelah itu diikat dan disimpan digudang yang kering selama 2 bulan. Penyusutan yang terjadi sekitar 50-55 % dari berat saat panen atau 30-40 % dari berat basah.

4) Penjualan dalam bentuk bibit
Agar dapat dijual sebagai bibit, panen bawang putih dilakukan 10 hari lebih tua dari bisaanya. Hasil panen kemudian dijemur selama 15 hari, lalu diikat dan disimpan. Penyimpanan dilakukan selama 5 bulan, setelah itu bawang siap dijadikan bibit. Penyusutan yang terjadi mencapai sekitar 65 % dari berat saat panen.

B. Tata niaga
Perjalanan bawang putih lokal dari sentra produksi sampai ke tangan konsumen tidak jauh berbeda dengan jalur pemasaran sayuran rempah lainnya. Hanya saja, pada bawang putih lokal terdapat sedikit perlakuan istimewa,yaitu proteksi pemerintahan yang membatasi impor bawang putih. Maksud proteksi ini adalah untuk melindungi kestabilan harga bawang putih lokal akibat masuknya bawang putih impor.

1) Tata niaga bawang putih lokal
Dari sentra produksi, bawang putih lokal di bawa petani ke tempat masing-masing untuk dipilih-pilah menjadi empat standar mutu, yaitu A, B, C dan D. bawang putih yang telah disortir kemudian di bawa ke pasar penampungan yang terdekat.
Dipasar penampungan sudah menunggu para pedagang pengumpul yang ingin membeli hasil panen bawang putih kering dari petani. Pedagang pengumpul bermodal besar bisaanya menguasai transaksi sehingga mereka bisaa dengan mudah mendapatkan bawang putih yang bermutu A dan B. sedangkan yang bermodal kecil yang ikut mengadu untung bisaanya hanya mendapatkan sisanya.
Bawang putih yang dijual dari petani bisaanya menggunakan satuan berat, kecuali ditawangmangu. Di daerah itu petani menjual dalam satuan umbi karena bawang putihnya memiliki sosok yang cukup besar, tetapi berbobot ringan.
Dari pedagang pengumpul, bawang putih dengan cepat berpindah tangan ke pedagamg besar. Pedagang besar meneruskan ke pedagang antar kota yang akan membawa bawang putih ke pusat-pusat penampungan sayuran di kota, misalnya pasar Induk Sayur-Mayur Kramati Jati, Jakarta.
Di pisat penampungan sayuran di kota, bawang putih di terima oleh pedagang grosir. Selanjutnya, pedagang grosir menjual bawang putih ke pedagang pengecer yang akan memasarkan langsung ke konsumen.
Secara nyata, jalur tata niaga ini berjalan dengan luwes. Di sentra produksi, pedagang pengumpul dapat langsung menjual ke pedagang antar kota atau pedagang grosir kota. Dapat pula terjadi seorang pedagang grosir kota juga berperan sebagai pedagang grosir dan sebagainya. Begitu pula di kota, pedagang grosir dapat bertindak sebagai pengecer karena berhubungan langsung dengan konsumen. Satu halyang perlu diperhatikan adalah bahwa peran pedagang daerah bisaanya terhenti sampai pedagang antar kota, jalur tata niaga selanjutnya dipedagang oleh pedagang kota. Hal ini dapat terjadi karena pedagang kota memiliki informasi harga dan pasar yang lebih banyak di banding pedagang daerah.
Jalur tata niaga yang sesungguhnya bisaanya lebih panjang dari yang di gambarkan karena dari setiap langkah terkait banyak pedagang perantara. Suatu contoh, di sentra produksi untuk mencapai pedagang grosir harus melewati beberapa pedagang pengumpul terlebih dahulu.
Panjangnya jalur tata niaga ini menyebabkan harga bawang putih menjadi sangat tinggi saat tiba di tangan konsumen. Dan, yang lebih memprihatinkan keuntungan petani produsen bisaanya jauh lebih rendah di banding pedagang.

2) Tata niaga bawang putih impor
Perjalanan bawang putih impor dimulai dari distributor yang memegang izin impor dari pemerintah. Bisaanya distributor mempunyai beberapa pedagang grosir yang akan memasarkannya kepada pengecer. Ada kalanya konsumen dapat langsung membeli pada pedagang grosir, dalam jumlah besar.
Pertemuan bawang putih lokal dan impor terjadi dipasar pusat penampungan sayuran karena pedagang grosir bawang putih impor pun sebagian besar berada di tempat itu. Apabila masuknya bawang putih tidak bersamaan dengan waktu panen raya bawang putih lokal, maka harga bawang putih lokal masih dapat bersaing sehingga konsumen masih memiliki bawang putih lokal. Namun, apabila membanjirnya bawang putih impor bersamaan dengan panen raya, maka meskipun harga bawang putih lokal sangat rendah tetapi tidak dapat bersaing dengan harga bawang putih impo9r. dalam keadaan seperti ini konsumen akan memilih bawang putih impor karena kualitas dan mutunya memang lebih tinggi.







7. ANALISA BAWANG PUTIH DATARAN RENDAH
Dalam penjelasan analisa usaha tidak diterangkan secara rinci, tetapi hanya menjelaskan berapa modal, pengeluaran dan laba yang akan diterima.
Biaya produksi (alat dan bahan, tenaga kerja dan lain lain = Rp 4.489.600,-
Penerimaan = Rp 12.000.000,-
Keuntungan/laba = Rp 7.510.400,-








































DAFTER PUSTAKA
Rony Palungkun, Asiani Budiarti, Bawang Putih Dataran Renda, Penebar Swadaya, Jakarta 1992.
Adang, Mimi Asminah, Adaptasi Sepuluh Varietas Bawang Putih (Allium Sativum) di Dataran Rendah (Kadipaten Majalengka), laporan Penelitiian Fakultas Pertanian Universitas Padjajaran, (Bandung : 1987)
Adinurani dan Hendroko, “ Khasiat Dan Tantangan Swasembada Bawang Putih”, Surabaya Pos, 8 juni 1991.

1 komentar:

  1. nice posting, ada sedikit referensi lagi ni http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/2021

    BalasHapus

silahkan tinggalkan pesan/komentar bagi ssaya